Asosiasi Pelaku Industri Kayu (APIK) Kalimantan Barat
Asosiasi Pelaku Industri Kayu atau disingkat APIK adalah asosiasi yang mewadahi dua entitas pelaku bisnis kayu, yakni pengusaha industri kayu atau pemegang Perizinan Berusaha Pengolahan Hasil Hutan (PBPHH) dan Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan (GanisPH).
APIK dideklarasikan pada 24 Juli 2024 di Pontianak dan resmi terbentuk pada 24 Agustus 2024 saat Musyawarah Anggota APIK ke-1 di Hotel Orchadz Gajahmada Pontianak Kalimantan Barat, didukung oleh Balai Pengelolaan Hutan Lestari Wilayah VIII Pontianak dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat.
APIK berkedudukan di Pontianak dan mewadahi pelaku industri kayu di Kalimantan Barat. Saat ini APIK memiliki 57 anggota yang terdiri dari 27 anggota dari industri kayu dengan kapasitas kurang lebih 6000 meter kubik pertahun dan 30 orang GanisPH.
Pembentukan APIK dilatarbelakangi oleh persoalan dan tantangan pelaku usaha dalam menjalankan industri perkayuan pada saat wadah asosiasi yang tersedia lebih cenderung mewadahi usaha bisnis kayu berskala besar dan belum tersedia asosiasi untuk GanisPH.
Saat ini industri perkayuan menghadapi tantangan dalam hal akses pemenuhan bahan baku industri, tingginya biaya transaksi karena pungutan liar (Pungli) dalam bisnis perkayuan, harga pasar kayu yang rendah, dan adanya hambatan regulasi ekspor kayu olahan (terkait luas penampang kayu). Kondisi ini menyebabkan industri perkayuan menjadi sulit berkembang.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat tahun 2023, Kalimantan Barat saat ini terdapat 113 unit industri. Namun industri yang aktif beroperasi hanya 31 unit atau 27 persen dari seluruh industri yang ada. Kemudian dari industri yang aktif tersebut, sebagian besar atau lebih dari 50 persennya memiliki produksi kayu olahan sangat rendah, yakni di bawah 500 meter kubik pertahun.
Visi
Industri Kehutanan Berkelanjutan
