make an appointment
Lima Tren Pasar 2025 Industri Manufaktur Kayu
Tren pasar industri kayu 2025, semakin meningkatnya kesadaran konsumen terhadap permintaan produk kayu berkelanjutan yang diproduksi dengan metode ramah lingkungan. (Dokumen foto: Istimewa)     Pontianak, APIK. Industri manufaktur kayu, sektor beragam dan terus berkembang yang dipengaruhi teknologi, ekonomi, dan preferensi konsumen. Memahami tren pasar terkini, membantu bisnis mengidentifikasi area untuk pertumbuhan dan meningkatkan keunggulan kompetitif.   “Lima tren pasar tahun 2025 dalam industri manufaktur kayu, pertama, meningkatnya permintaan akan produk kayu berkelanjutan,” kata Dedy Armayadi, Ketua Umum Asosiasi Penguasa Industri Kayu (APIK) Kalimantan Barat di ruang kerjanya di Pontianak, Kamis, 10 April 2025.   Dikatakannya tren pertama, seiring dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap lingkungan, permintaan akan produk kayu berkelanjutan yang diproduksi menggunakan metode ramah lingkungan, juga meningkat.   “Tren ini didorong oleh kekhawatiran akan penggundulan hutan, perubahan iklim, dan kebutuhan bisnis untuk mengurangi dampak lingkungannya,” analisis Dedy Armayadi.   Ia menerangkan perusahaan yang mampu menghasilkan produk kayu berkelanjutan, kemungkinan besar akan memperoleh keuntungan dari meningkatnya kepercayaan konsumen. Kemudian keunggulan kompetitif terhadap bisnis yang tidak memprioritaskan keberlanjutan.   “Tren kedua, meningkatnya adopsi teknologi otomasi. Teknologi otomasi semakin banyak digunakan dalam produksi kayu untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya. Teknologi ini mencakup robotika, kecerdasan buatan, pembelajaran mesin membantu bisnis yang mengoptimalkan proses produksi, dan mengurangi risiko kesalahan manusia,” ujar Dedy Armayadi.   Dia menyakini, bisnis yang mengadopsi teknologi otomasi dimungkinkan akan melihat peningkatan produktivitas dan efisiensi. Berbanding lurus dengan tren yang dapat membantu penguasa kayu tetap kompetitif di pasar.   “Tren ketiga, perluasan industri konstruksi kayu. Kayu menjadi material yang semakin populer untuk konstruksi karena keberlanjutannya dan dampak lingkungan yang rendah,” tegas Dedy Armayadi.   Menurutnya industri konstruksi kayu berkembang pesat, disebabkan para pelaku bisnis mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk bahan bangunan tradisional dibandingkan beton dan baja. Tren ini kemungkinan akan terus berlanjut karena pemerintah menerapkan kebijakan untuk mengurangi emisi karbon, gas buang, dan mempromosikan konstruksi berkelanjutan.   “Tren keempat, beralih ke kustomisasi dan personalisasi. Konsumen semakin mencari produk kayu yang disesuaikan dan dipersonalisasi sesuai kebutuhan dan preferensi spesifik mereka. Tren ini didorong maraknya perdagangan elektronik dan belanja daring yang berbelanja ke banyak produk kayu dan layanan ikutannya,” papar Dedy Armayadi.   Dalam kajiannya, perusahaan yang mampu menawarkan produk kayu yang disesuaikan dengan kecenderung konsumen modern, memperoleh keuntungan dari meningkatnya loyalitas pelanggan dan margin keuntungan yang lebih tinggi.   “Tren kelima, penekanan pada kualitas dan desain produk. Kualitas dan desain produk menjadi semakin penting dalam industri manufaktur kayu. Konsumen bersedia membayar lebih untuk produk kayu yang dirancang dengan baik dan berkualitas tinggi, menyebabkan meningkatnya penekanan pada keahlian dan perhatian terhadap detail,” tegas Dedy Armayadi.   Masih menurut dia, bisnis yang mampu menawarkan produk kayu berkualitas tinggi, kemungkinan akan melihat peningkatan permintaan dan loyalitas pelanggan. Tren pasar 2025 memang berbanding lurus dengan alih teknologi kekinian. (m48)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *